You're Here: Home » Program Hamil » Plus Minus Hamil Usia 20-an yang Perlu Anda Tahu!

Plus Minus Hamil Usia 20-an yang Perlu Anda Tahu!

|    Program Hamil| Shares: 0

Ledisia.com – Hai, Ledis! Sudah bukan rahasia lagi jika usia ideal untuk memiliki anak adalah usia dua puluhan. Ya, di usia-usia tersebutlah kesuburan organ reproduksi wanita sedang berada di puncaknya.

Selepas usia itu, kesuburan wanita akan semakin menurun setelah usia 35 tahun. Tak heran apabila banyak wanita yang mengejar “pernikahan” pada usia dua puluhan agar segera memiliki anak.

 

Kehamilan Memang Ideal Pada Usia 20-an. Ketahui Plus Minus Ini Agar Tidak Minim Persiapan!

Anda ingin menikah dan memiliki anak pada usia dua puluhan? Tunggu dulu! Sebaiknya, Anda mengetahui plus dan minus kehamilan pada usia dua puluhan. Meski inilah puncak kesuburan Anda, tapi ada faktor-faktor lain yang turut mengiringi keputusan hamil pada rentang usia seperlima abad ini. Mau tahu? Simak poin-poin berikut!

 

Mereka dengan usia dua puluhan cenderung mengejar karir dan cita-cita. Dengan karir tinggi, Anda tidak perlu bergantung pada orang tua.

Mengejar karir setinggi mungkin - via ayosebarkan.com

Mengejar karir setinggi mungkin – via ayosebarkan.com

Usia dua puluhan memang usia di mana seseorang sedang sehat-sehatnya. Kesehatan yang prima itulah yang dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas. Salah satunya dengan mengejar cita-cita dan karir yang lebih baik.

Pada usia itu pula, seseorang dianggap telah dewasa dan sudah seharusnya tidak lagi bergantung dengan orang tua. Setelah lulus kuliah atau sekolah, Anda diharapkan segera mencari penghasilan sendiri dan memenuhi kebutuhan pribadi secara mandiri. Selain untuk mencapai cita-cita, Anda perlu pengalaman untuk aktualisasi diri di lingkungan masyarakat.

Kemampuan finansial pun akan semakin baik sejalan dengan karir yang telah Anda mulai dari nol tersebut. Jika tidak, Anda tentu tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup yang semakin bertambah dan mahal dari waktu ke waktu.

Jika Anda hamil dan memiliki anak pada usia ini, bukan tak mungkin fokus karir anda bisa sedikit terganggu. Bayangkan, Anda mengalami morning sickness saat harus rapat dengan klien atau meninggalkan proyek kantor karena sebulan lagi akan melahirkan. Jelas fokus Anda akan terpecah belah!

 

Masalah finansial akan dialami jika bayi datang sebelum mapan. Pasalnya, Anda baru saja menapaki dunia kerja dan menata masa depan!

Kebutuhan anak yang banyak - via trademagazin.hu

Kebutuhan anak yang banyak – via trademagazin.hu

Setiap orang tahu bahwa memiliki seorang bayi akan menambah panjang daftar pengeluaran bulanan kita. Sebelumnya, Anda mungkin hanya punya pos pengeluaran untuk makan, sewa rumah tinggal, biaya listrik dan air, pulsa, kredit kendaraan, dan anggaran refreshing. Dengan kehadiran si kecil, mau tak mau harus ada pengeluaran khusus untuk sang bayi.

Pengeluaran ini tidak bisa Anda anggap enteng. Jauh-jauh hari sebelum si bayi lahir ke dunia, Anda dituntut sudah harus siap karena biayanya pun tidak sedikit. Bila mau disebutkan satu-satu, ada biaya persalinan, rawat inap, operasi caesar (bila diperlukan), USG, dan kontrol kehamilan. Seakan tak cukup, masih ada kebutuhan boks bayi, baju bayi, dan juga susu bayi.  Bahkan, kebutuhan tersebut bisa saja membengkak karena adanya kebutuhan-kebutuhan baru yang tidak diprediksi sebelumnya.

Daftar panjang kebutuhan tersebut agaknya sulit dipenuhi oleh mayoritas pasangan berusia dua puluhan, apalagi dua puluhan awal. Sebab pada usia ini, seseorang baru saja memulai karirnya. Sangat sulit mendapatkan gaji dengan nominal tinggi yang bisa memenuhi kebutuhan seluruh keluarga (pasangan dan anak), apalagi dengan pengalaman kerja yang masih minim.

 

Karena selama hamil sempat menghentikan profesi, kemungkinan Anda sulit mendapatkan karir lagi.

Mencoba melamar pekerjaan lagi - via graduateexcellence.com.au

Mencoba melamar pekerjaan lagi – via graduateexcellence.com.au

Sebagian wanita berusia dua puluhan memilih berhenti dari pekerjaan usai melahirkan anak. Biasanya, alasan yang mereka utarakan adalah ingin fokus mengawasi tumbuh kembang si kecil. Mereka tidak ingin melewatkan sedikit pun perkembangan sang buah hati. Mereka juga tidak bisa percaya begitu saja dengan jasa babysitter.

Permasalahannya mulai muncul ketika si anak sudah cukup besar dan sang ibu merasa mulai bisa meninggalkan anaknya tersebut. Ya, si ibu ingin memulai karir kembali.

Saat proses rekrutmen, sebagian perusahaan mungkin tidak akan memusingkan status “ibu” pada CV Anda. Tapi ada pula perusahaan yang lebih memilih status wanita lajang pada posisi tertentu.

 

Anda pasti akan fokus mengurusi si bayi. Hati-hati, bisa jadi kecemburuan menghampiri sang suami!

Awalnya senang, lama-lama cemburu - via magicmaman.com

Awalnya senang, lama-lama cemburu – via magicmaman.com

Di awal pernikahan, mungkin Anda dan suami sedang dalam kondisi hangat-hangatnya dan sangat mesra. Namun begitu Anda hamil, bukan tidak mungkin kehangatan dan kemesraan itu hilang. Apalagi jika sang anak nanti sudah lahir.

Anda sebagai sang ibu, pasti akan lebih banyak mencurahkan waktu untuk mengurus si bayi. Mulai dari menyusui, mengganti popoknya di tengah malam, memandikan, dan mengajaknya bermain.

Pun saat hamil, Anda akan disibukkan dengan morning sickness dan rasa lelah yang sering datang tiba-tiba. Anda akan lebih memilih tidur dibandingkan mengurusi suami. Jika suami tak cukup pengertian, ia akan mudah cemburu dengan bayi Anda.

 

Jika Anda belum matang secara pikiran dan mental, tanggung jawab mengurus bayi bisa tidak total.

Yakin bisa menghadapi ini? - via ksl.com

Yakin bisa menghadapi ini? – via ksl.com

Di usia yang terbilang masih sangat muda, dua puluhan, bisa dikatakan masih cukup labil. Karena pengalaman dan aktualisasi yang mungkin masih minim, mereka terkadang lupa akan tanggung jawab yang sesungguhnya. Mereka lebih senang berpetualang di luar rumah.

Sedangkan ketika berumah tangga dan memiliki anak, Anda dan suami dituntut menomorsatukan keluarga. Sepulang bekerja, Anda harus segera pulang dan bergantian mengasuh anak. Memastikan kalau si anak tidak kekurangan kasih sayang.

Anda tentu tidak bisa egois meninggalkan anak di rumah demi kesenangan pribadi Anda, bukan?

 

Puncak masa subur hanya terjadi di usia dua puluhan. Apa iya kesempatan ini mau dilewatkan?

Usia paling subur untuk hamil - via thetimes.co.uk

Usia paling subur untuk hamil – via thetimes.co.uk

Para ahli mengatakan bahwa awal usia dua puluhan adalah puncak masa kesuburan wanita. Dari sudut pandang biologis, inilah waktu paling tepat untuk merencanakan kehamilan.

Pada dasarnya, setiap wanita dilahirkan dengan satu sampai dua juta sel telur. Karena mengalami masa puber, jumlah telur yang Anda bawa ada sekitar 300.000 – 500.000. Namun, ovarium hanya akan melepaskan sel telur sebanyak 300 sel telur selama tahun reproduksi Anda.

Dari data tersebut, kita dapat menyimpulkan kalau jumlah sel telur yang dibawa tubuh akan semakin sedikit seiring berjalannya waktu. Jika Anda telah merencanakan kehamilan dari usia dua puluhan, maka Anda tidak akan menyia-nyiakan stok sel telur yang masih tersisa dari organ reproduksi Anda.

 

Hamil di usia dua puluhan akan mengurangi resiko kelahiran bayi cacat. Sebaliknya, Anda lebih berpeluang melahirkan bayi yang sehat!

Bayi lahir sehat - via erdbeerlounge.de

Bayi lahir sehat – via erdbeerlounge.de

Kalau Anda bertambah tua, seluruh kemampuan tubuh otomatis juga akan menurun seiring waktu. Tak terkecuali dengan kemampuan organ reproduksi seperti ovarium. Semakin tua usia Anda, kualitas sel telur yang dihasilkan oleh ovarium juga akan semakin menurun.

Hal inilah yang menyebabkan sel telur wanita berusia dua puluhan tidak sama dengan sel telur wanita berusia tiga puluhan. Kelainan genetik lebih rentan terjadi pada pembuahan sel telur wanita berusia tiga puluhan atau lebih. Akibatnya, kasus bayi dengan down syndrome dan cacat lebih banyak ditemukan pada kehamilan wanita berusia di atas dua puluhan.

 

Menurut studi, keguguran bisa dihindari jika kehamilan direncanakan sejak dini!

Kalau direncanakan, pasti lebih baik - via petrushki.net

Kalau direncanakan, pasti lebih baik – via petrushki.net

Wanita yang mengalami kehamilan pada usia dua puluhan memiliki resiko keguguran yang lebih kecil dibandingkan dengan wanita lain pada usia yang lebih tua. Menurut data yang dilansir dari laman babycenter.com, wanita berusia dua puluhan hanya memiliki resiko keguguran sebesar 10%.

Persentase itu semakin bertambah pada wanita dengan usia tiga puluhan dan empat puluhan. Bagi mereka yang hamil pada awal tiga puluhan, ada kemungkinan sebesar 12% untuk keguguran, ketika wanita yang hamil pada akhir tiga puluhan mendapati persentasi keguguran sebesar 18%. Persentase keguguran pun melonjak sangat tinggi pada wanita dengan usia awal empat puluhan, yaitu sebesar 34%. Sedangkan mereka yang hamil pada usia 45 tahun akan mengalami peluang keguguran sebesar 53%. Angka yang fantastis, bukan?

 

Hanya bagi mereka yang berusia dua puluhan, komplikasi penyakit tidak akan mengganggu sembilan bulan kehamilan.

Tetap kuat sampai persalinan - via shaunabrandes.com

Tetap kuat sampai persalinan – via shaunabrandes.com

Masih menyoal kesehatan, kehamilan pada usia dua puluhan terbilang sangat mudah dan lebih lancar. Kenapa? Karena kehamilan di usia ini sangat rendah dengan resiko komplikasi kesehatan. Sebut saja tekanan darah tinggi dan diabetes.

Bayangkan jika Anda sedang mengalami penyakit itu saat hamil! Tentu saja tidak enak dan membuat kehamilan terasa sangat rumit, bukan? Apalagi kalau membayangkan diabetes dapat menurun ke anak! Lebih baik, cepat-cepat menemui dokter agar masalah Anda tertangani.

 

Masalah ginekologis tidak akan datang pada mereka yang lebih muda. Itu bedanya jika hamil saat usia telah menua.

Kehamilan sehat - via unk.com.ua

Kehamilan sehat – via unk.com.ua

Masalah ginekologis kerap dialami oleh mereka yang sudah berusia 35 tahun lebih dan baru merencanakan kehamilan. Masalah seperti fibroid (uterine fibroid) sering ditemui dan akan semakin parah seiring berjalannya waktu.

Fibroid sendiri adalah tumor jinak (non kanker) yang tumbuh di rahim. Tepatnya, bisa pada dinding otot rahim atau di dalam rahim itu sendiri. Masyarakat awam lebih mengenalnya dengan istilah miom atau mioma.

Meskipun fibroid hanyalah tumor jinak, jika ia mulai menunjukkan gejala yang menyakiti diri Anda, fibroid ini tetap diharuskan dioperasi dan diangkat (dengan atau tanpa janin).

 

Apapun yang Anda lakukan di usia dua puluhan, semua akan terasa mudah. Bekerja dan mengurus anak pun bisa dilakukan tanpa lelah.

Kerja dan mengasuh anak? Pasti bisa! - via sindicomercio-pc.com.br

Kerja dan mengasuh anak? Pasti bisa! – via sindicomercio-pc.com.br

Percayalah! Hamil pada usia dua puluhan dan di atas dua puluhan rasanya sangat berbeda! Di usia dua puluhan, Anda masih bisa membagi waktu dan tenaga Anda dengan lebih baik. Sedangkan pada usia tiga puluhan atau lebih, mungkin Anda masih bisa membagi waktu. Namun, Anda akan cepat lelah mengurus segalanya.

Anda pasti pernah melihat wanita berusia dua puluhan yang tangkas bekerja sambil mengurus anak. Delapan jam kerja dihabiskan untuk bekerja. Lantas bila waktu kerja sudah usai, ia akan cepat-cepat pulang demi mengobati rasa rindu pada si anak. Jika mereka bisa, tentu Anda juga bisa kan?

 

Kini, Anda sudah tahu apa kurang dan lebihnya mengandung di usia dua puluhan. Meski sebagian terasa berat, jika Anda dan suami melakukan persiapan yang matang, memiliki anak tidak akan pernah merepotkan. Malahan, ini bisa menjadi sebuah rutinitas yang sangat Anda nikmati.

Lalu, sudah siapkah Anda menjadi ayah dan ibu di usia ini?