You're Here: Home » Program Hamil » Kenali Kasus Hiperprolaktinemia yang Dapat Mengacaukan Kesuburan Anda!

Kenali Kasus Hiperprolaktinemia yang Dapat Mengacaukan Kesuburan Anda!

|    Program Hamil| Shares: 0

Ledisia.comLedis, sudah pernah dengar istilah hiperprolaktinemia? Hiperprolaktinemia adalah kondisi di mana terlalu banyak kadar prolaktin dalam darah seseorang. Prolaktin sendiri adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis (pituitari) otak. Pada wanita, prolaktin mengatur periode menstruasi, membantu payudara tumbuh, serta memproduksi air susu ibu (ASI).

Lalu, apa hubungan hiperprolaktinemia ini dengan rencana kehamilan? Nah, inilah yang penting untuk Anda ketahui. Kadar prolaktin yang terlalu tinggi dapat mengurangi estrogen dan menghambat ovulasi sehingga bisa menyebabkan menstruasi Anda tidak teratur, bahkan absen (tidak menstruasi sama sekali). Jika ini terjadi, tentu kesuburan Anda akan terganggu, berikut rencana kehamilan Anda. Yang unik, kelebihan kadar prolaktin ini juga mampu membuat kepadatan tulang Anda semakin rendah serta produksi ASI Anda bekerja meskipun sedang tidak hamil.

 

Waspadai Gejala Hiperprolaktinemia yang Mengganggu Kesuburan Anda. Karena Ia Mengacaukan Ovulasi, Pemeriksaan Lebih Dini Sudah Selayaknya Tak Ditunda!

Anda tidak mau hiperprolaktinemia ini membuat rencana kehamilan Anda kacau balau, ‘kan? Yuk, simak seluk-beluk, gejala, dan pengobatan penyakit ini! Siapa tahu, Anda bisa mencegahnya lebih dini sebelum kesuburan Anda terganggu.

 

Pemicu hiperprolaktinemia cukup beragam. Tumor, pengobatan hipertensi, hingga luka di area dada bisa menjadi penyebabnya dan membuat kesuburan Anda terancam.

Pengobatan penyakit hipertensi juga bisa mempengaruhi - via jejswiat.pl

Pengobatan penyakit hipertensi juga bisa mempengaruhi – via jejswiat.pl

Sampai saat ini, penyebab pasti hiperprolaktinemia masih belum jelas diketahui. Namun, beberapa wanita yang mengidapnya terdeteksi memiliki tumor non kanker dalam kelenjar pituitari. Tumor inilah yang memacu produksi prolaktin lebih tinggi dan membuat para wanita terkena hiperprolaktiemia. Walau kasusnya sangat jarang, tumor ini juga bisa berkembang menjadi kanker, lho!

Hiperprolaktinemia lainnya juga bisa diakibatkan oleh adanya sel yang terlalu aktif dalam pituitari dan tiroid yang kurang aktif bekerja (hipotiroidisme). Menjalani pengobatan tertentu (untuk keluhan depresi dan tekanan darah tinggi) dan adanya luka pada area dada (misalnya bekas luka bedah, herpes zozter atau shingles) juga diduga kuat turut menjadi penyebab hiperprolaktinemia.

 

Gejala hiperprolaktinemia pun tak sedikit macamnya. Ada yang tidak merasakan apa-apa, tapi ada pula yang memproduksi ASI tanpa hamil dan tidak teratur menstruasinya.

Payudara nampak lebih besar karena adanya produksi ASI - via doctoroz.com

Payudara nampak lebih besar karena adanya produksi ASI – via doctoroz.com

Beberapa wanita dengan hiperprolaktinemia ini tidak mengalami gejala khusus, sehingga seringkali tidak menyadari awal mula pertumbuhan tumor ini.  Sebagian lainnya punya gejala-gejala seperti menstruasi tidak teratur (bahkan tidak ada sama sekali), kesuburan terganggu sehingga sulit hamil, serta tiba-tiba ASI muncul padahal Anda tidak hamil dan tidak menyusui. Gejala unik ini juga disertai dengan keringnya vagina dan kepadatan tulang yang rendah.

 

Dokter dapat mendeteksi hiperprolaktinemia lewat tes darah. Tapi, pemeriksaan fisik dan MRI sebaiknya dilakukan untuk hasil yang lebih mendetil dan akurat.

Tes darah untuk diagnosis hiperprolaktinemia - via phunukieuviet.com

Tes darah untuk diagnosis hiperprolaktinemia – via phunukieuviet.com

Pada umumnya, hiperprolaktinemia akan didiagnosis oleh dokter lewat jalan tes darah. Dari tes inilah, kadar prolaktin bisa diketahui apakah ia masih normal atau sudah berlebihan. Jika hasil tes darah menunjukkan kalau kadar prolaktin Anda berada pada perbatasan (antara normal dan tinggi), tidak ada salahnya Anda meminta tes lagi untuk mendapatkan kepastian. Dokter bisa melakukan pemeriksaan fisik dan menyarankan penggunaan MRI (magnetic resonance imaging) untuk mendapatkan gambaran detil tentang kondisi otak Anda.

 

Perawatan hiperprolaktinemia hanya dilakukan pada pengidap dengan gejala yang sangat mengganggu. Bromocriptine atau cabergoline adalah penawar yang bisa dipilih agar ovulasi Anda kembali pulih.

Perawatan hiperprolaktinemia - via dailymail.co.uk

Perawatan hiperprolaktinemia – via dailymail.co.uk

Jika gejala hiperprolaktinemia Anda ringan atau bahkan tidak memiliki gejala sama sekali, biasanya dokter tidak melakukan tindakan atau perawatan hiperprolaktinemia. Kasus hiperprolaktinemia yang memerlukan penanganan serius adalah yang disertai gejala sangat mengganggu dan membuat Anda sulit hamil.

Langkah pertama perawatannya dimulai dengan pemberian bromocriptine atau cabergoline. Kedua jenis pengobatan ini dikenal sebagai agonis dopamin (dopamine agonist), di mana kadar prolaktin dapat dikurangi. Selain itu, keduanya juga mampu mampu mengecilkan tumor pituitari dan mengembalikan ovulasi berikut kesuburan Anda.

Bromocriptine dikenal sebagai salah satu obat yang tepercaya keamanannya. Resiko cacat lahir akibat obat ini sangat rendah. Oleh karenanya, obat ini disarankan untuk wanita pengidap hiperprolaktinema yang ingin segera hamil. Anda perlu menunggu beberapa bulan sampai kadar prolaktin kembali normal. Sehingga, ovulasi Anda akan pulih dan menstruasi muncul kembali dengan teratur.

Sedangkan cabergoline adalah jenis obat baru untuk kasus hiperprolaktinemia, yang mana prosesnya tidak selama bromocriptine. Ia tidak akan menimbulkan resiko lahir cacat selama dikonsumsi pada bulan-bulan pertama kehamilan. Cara kerja obat ini sebenarnya sama saja dengan bromocriptine, tapi dipandang lebih efektif dalam menurunkan kadar prolaktin. Cabergoline biasanya akan diresepkan pada mereka yang tidak memiliki respon atau mengalami efek samping terhadap bromocriptine.

 

Setelah melakukan pengobatan tadi, biasanya ovulasi Anda akan pulih. Anda bisa merencanakan kehamilan lagi sesuai situasi kesuburan Anda. Jika tidak memiliki masalah kesuburan selain hiperprolaktinemia, Anda bisa merencanakan kehamilan dengan berhubungan seksual. Tapi jika ada masalah kesuburan lain, mungkin Anda perlu mempertimbangkan kehamilan dengan bantuan medis. Jika Anda tak kunjung hamil setelah beberapa bulan ovulasi, dokter akan merekomendasikan perawatan yang berbeda.

Bila Anda menemui gejala spesifik yang hanya ditemui pada kasus hiperprolaktin, jangan menunda untuk memeriksakannya. Pemeriksaan dini justru akan menyelamatkan diri Anda dari berbagai gangguan kesuburan, yang bisa memusnahkan impian Anda memiliki sang buah hati. Tetap semangat, ya Ledis!