6 Tes Kesuburan yang Dijalani Untuk Menentukan Infertilitas Wanita
Ledisia.com – Ledis, sudah seharusnya pasangan suami istri yang tak kunjung mendapatkan momongan, memeriksakan diri dokter spesialis kesuburan sesegera mungkin. Selain untuk tes kesuburan, resiko yang lebih mengancam bisa diketahui dan dicegah sebelum benar-benar terjadi.
Untuk tes kesuburan, baik pria maupun wanita punya langkah yang berbeda. Tes pada wanita umumnya lebih rumit karena organ reproduksi wanita itu sangat kompleks. Ada banyak tahapan dan melibatkan sejumlah peralatan medis. Meskipun kelihatannya rumit dan melelahkan, hal ini tetap perlu dilakukan agar anda tak berlarut-larut dengan masalah kesuburan yagn menghinggapi.
Jika Anda Sulit Mendapatkan Momongan, Cobalah Melakukan Tes Kesuburan. Lewat 6 Jenis Tes Berikut Ini, Akar Permasalahannya Niscaya Bisa Ditemukan.
Sejauh ini, telah dikenal enam macam tes kesuburan yang ditujukan bagi wanita. Mulai dari tes darah hingga laparoskopi dapat Anda jajal sesuai dengan kondisi anda dan saran dokter. Lalu, bagaimanakah tes kesuburan tersebut bekerja? Sekompleks apa prosedurnya? Yuk, kita cari tahu bersama.
1. Grafik basal tubuh adalah salah satu tes kesuburan yang paling sederhana. Tapi, jika Anda tak pernah melakukannya, ada cara lain agar ovulasi Anda tetap bisa diketahui.
Jika sampai sekarang Anda masih melakukan pelacakan terhadap suhu basal tubuh (dan lendir serviks) atau menggunakan alat prediksi ovulasi, bawalah informasi tersebut pada dokter spesialis. Jika Anda tak pernah melakukannya, tak perlu khawatir! Dokter akan menjalankan tes lain untuk mengetahui apakah Anda ovulasi.
Untuk melacak suhu basal tubuh, Anda perlu melakukan pengukuran suhu basal setiap pagi. Lakukan secepat mungkin Anda bangun dan sebelum tubuh bangkit. Ukurlah suhunya selama sebulan dan catat datanya ke dalam grafik. Ketika tubuh melepaskan progesteron yang diikuti ovulasi, suhu basal Anda akan naik secara tajam. Anda juga bisa memakai alat prediksi ovulasi dengan membelinya via apotek. Ia akan bekerja mendeteksi lonjakan hormon luteinizing (LH) dalam urin sebelum ovulasi.
2. Tes darah adalah tes kesuburan yang cukup terarah. Ini karena kemampuannya yang sanggup mengkaji kadar macam-macam hormon di dalam darah.
Lewat tes darah, Anda akan menjalankan sejumlah pemeriksaan darah. Dokter akan menguji kadar LH, hormon stimulasi tiroid, hormon stimulasi folikel, hormon Anti-Mullerian, estrogen, dan prolaktin. Kadang-kadang, kadar androgen atau progesteron pun ikut menjadi salah satu tahapan tesnya.
3. Ada pula tes kesuburan yang melibatkan X-ray yang disebut histerosalpingogram. Melaluinya, dokter bisa melihat kondisi tuba falopi dan abnormalitas yang terpendam.
Prosedur X-ray ini, akan membuat dokter melihat apakah tuba falopi Anda terblokir atau tidak. Selain itu, prosedur ini juga bisa menunjukkan apakah struktur uterus masih normal atau ada gangguan seperti polip, fibroid, jaringan parut, atau abnormalitas uterus lain yang mungkin mempengaruhi kesuburan. Dokter akan menyuntikkan pewarna khusus lewat leher rahim ke dalam rahim dan tuba falopi. Kemudian barulah dilakukan pelacakan lewat X-ray.
4. Pada tes laparoskopi, dokter akan melibatkan anestesi. Baru kemudian panggul diteliti dari potensi penyakit tertentu agar ia bisa segera diobati.
Laparoskopi adalah salah satu tindakan bedah rawat jalan. Pembedahan ini dilakukan dengan anestesi umum dan akan membuat dokter memeriksa organ panggul. Tujuannya memeriksa adanya potensi jaringan parut atau endometriosis, serta mengobati kelainan panggul tersebut.
Laparoskopi biasanya diperuntukkan bagi wanita dengan kadar HSG abnormal, nyeri panggul, atau mempunyai faktor resiko untuk penyakit panggul (infeksi panggul atau pernah operasi sebelumnya). Dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur ini jika Anda tidak hamil bersamaan dengan perawatan kesuburan awal, sebelum akhirnya mencoba program bayi tabung.
5. USG transvaginal biasa digunakan untuk mendeteksi adanya folikel yang berkembang. Ia juga dipakai untuk mengidentifikasi problem pada panggul.
Pada jenis USG yang satu ini, dokter akan menempatkan alat bernama probe ultrasound pada vagina. Fungsinya untuk menentukan apakah ada folikel yang berkembang. Sekaligus itu, ia juga akan menghitung banyaknya folikel dalam ovarium dan mengidentifikasi problem pada panggul serta ovarium (seperti kista ovarium atau fibroid rahim).
6. Setelah sempat melakukan histerosalpingogram, dokter akan melanjutkan dengan tes histeroskopi. Biasanya ini terjadi kalau problem potensial berhasil dideteksi.
Dokter akan menggunakan tes ini jika HSG menunjukkan beberapa potensi masalah. Selama prosedur dijalankan, sebuah histeroskop kecil (tabung tipis dengan kamera di ujungnya) akan ditempatkan ke dalam uterus melalui serviks. Tujuannya untuk melihat apakah Anda punya fibroid, polip, atau ketidaknormalan lainnya yang berefek pada kesuburan.
Prosedur ini tidak memperbolehkan dokter untuk mengevaluasi tuba falopi. Namun histeroskop yang dimasukkan tadi, akan menyediakan gambar yang sangat jelas dari uterus.
7. Sesuai namanya, clomiphene challenge test turut melibatkan obat kesuburan klomid. Dari sinilah, dokter akan memahami fungsi ovarium Anda seberapa baik.
Anda mungkin akan menjalani tes ini agar mendapatkan informasi menyeluruh tentang seberapa baik fungsi ovarium. Di samping itu, tes ini juga akan mengukur respon ovarium pada pengobatan kesuburan. Prosesnya sendiri dimulai dengan tes darah pada hari ketiga, setelah periode Anda dimulai. Tes darah ini ditujukan untuk mengetahui kadar hormon stimulasi folikel dan estradiol (hormon wanita).
Kemudian, pada hari kelima setelah periode dimulai, barulah Anda mengambil obat kesuburan clomiphene citrate (klomid) untuk dikonsumsi selama 5 hari. Dokter akan mengetes kembali kadar hormon pada hari kesepuluh dari siklus menstruasi. Hasil dari tes akan memberikan beberapa pencerahan pada seberapa baik terapi kesuburan akan bekerja untuk Anda.
Itulah 6 macam tes kesuburan yang akan dijalani oleh wanita dengan masalah kesuburan. Biasanya, proses ini akan diawali dengan meninjau riwayat kesehatan, riwayat seksual, riwayat genetik, gaya hidup, dan lainnya lagi. Barulah dokter melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan ini bisa mencakup beberapa atau bahkan semua tes yang dijelaskan di atas.
Yang tidak boleh Anda lupakan, akan ada banyak tes dan prosedur dilakukan di bagian awal. Maka dari itu, Anda dan suami dituntut kompak agar bisa mengatur ulang jadwal untuk menjalankan seluruh prosedurnya. Apalagi prosedur ini tidak bisa dilakukan dalam sekali pertemuan. Tetap semangat merencanakan kehamilan, Ledis!