You're Here: Home » Diet » 3 Hal Penting yang Harus Kamu Tahu Tentang Diet Matahari

3 Hal Penting yang Harus Kamu Tahu Tentang Diet Matahari

|    Diet| Shares: 0
Berdiet dengan mengandalkan paparan sinar matahari

Berdiet dengan mengandalkan paparan sinar matahari via balisoulmate.com

Ledisia.com – Tujuan orang menjalani diet memang macam-macam, ada yang ingin memperbaiki pola makan karena mengalami masalah pencernaan, memulai hidup sehat atau untuk menurunkan berat badan. Pilihan jenis diet juga sudah banyak sekarang, jadi kita bebas memilih mana yang sekiranya cocok. Namun meski jenisnya berbeda-beda, kunci utamanya adalah mengatur pola makan.

Tapi ledis, percayakah kamu jika ada sebuah diet yang tak begitu mempermasalahkan pola makan? Bahkan asupan makanan juga tak terlalu penting bagi orang yang mengikuti program diet ini. Diet yang satu ini disebut diet matahari. Artikel Ledisia ini akan mengungkap hal-hal yang mutlak perlu kita tahu tentang diet yang konon bisa membakar lemak dengan sinar matahari. Yuk simak!

Bermodal Sinar Matahari Bisa Jadi Langsing, Benarkah? 3 Hal Penting Tentang Diet Matahari yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Mencoba!

Ha diet matahari? Kita “makan” matahari?

No! bukan “makan” matahari. Diet ini dilakukan dengan bantuan sinar matahari. Para mengikut diet ini disebut dengan Breatharian. Kenapa disebut Breatharian? Karena diet ini diteliti dan dipopulerkan oleh Breatharian Institute of America. Sebenarnya, diet ini sudah banyak diketahui beberapa Negara Eropa pada akhir 90-an, namun baru populer beberapa tahun belakangan di Asia khususnya Tiongkok.

 

1. Diet matahari yang konon tak hanya membatasi asupan makanan, tapi malah tak menganjurkan untuk makan dan sedikit mengkonsumsi air. Sebaliknya, diet ini lebih membutuhkan sinar matahari dan alam.

Breatharian mengklaim dengan berjemur saja kita bisa bertahan hidup lebih sehat

Breatharian mengklaim dengan berjemur saja kita bisa bertahan hidup lebih sehat via degorontalo.co

Percayakah kamu jika diet ini tak membahas soal pola makan dan asupan makan. Para Breatharian ini justru berharap bisa memiliki tubuh indah dengan cara mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup. Mereka memang membatasi makanan dan minum. Ada pula yang bahkan tak makan dan mengandalkan tubuh yang sehat dan proporsional dengan bantuan sinar matahari saja.

Salah satunya kita bisa melihat di film documenter yang menceritakan tentang dua orang Breatharian. Dua orang tersebut bernama Michael Werner seorang ahli kimia berusia 62 tahun dan seorang yogi India bernama Prahlad Jani yang mengaku telah hidup selama 70 tahun tanpa makan dan minum. Sedangkan, Werner menceritakan jika dia tak makan sejak 2001. Wow! Luar biasa ya ledis. Kamu bisa menonton cerita mereka dalam film dokumenter berjudul “In the Beginning, There Was Light.”

Konsep dasar yang bisa kita pahami dari diet matahari ini adalah mereka menerapkan prinsip Inedia (semacam berpuasa). Mereka mempercayai jika makanan dan air tak terlalu penting untuk kehidupan. Pasalnya, cara pikir mereka lebih menekankan pada keseimbangan alam dan menganggap jika hidup manusia hanya membutuhkan udara, sinar matahari dan prana (kekuatan hidup).

Salah satu keuntungan dari diet ini adalah para pakar Breatharian mengklaim jika diet yang satu ini dapat menghindarkan stress sehingga mengurangi nafsu makan berlebih serta membantu membersihkan tubuh dari racun.

 

2. Banyak anggapan jika diet ini sangat ekstrim. Buktinya di Tiongkok dan Hongkong justru menjadi trend an para wanita disana rela terkena paparan sinar matahari agar tubuh mereka menjadi proporsional

Wanita di Tiongkok dan Hongkong bahkan menjadikan diet ini sebagai tren baru yang menggemparkan jagad sosial media

Wanita di Tiongkok dan Hongkong bahkan menjadikan diet ini sebagai tren baru yang menggemparkan jagad sosial media via seputarjatim.com

Banyak orang yang beranggapan jika apa yang para wanita ini lakukan benar-benar tak masuk akal. Logika yang mereka percayain memang cukup unik, mereka percaya jika dilakukan dengan teratur (terkena paparan sinar matahari) maka lemak di tubuh mereka akan meleleh sedikit demi sedikit dan otomatis akan jadi kurus.

Wanita-wanita Tiongkok dan Hongkong ini rata-rata menghabiskan waktu sekitar 30 menit sebelum matahari terbit dan tenggelam. Ada juga yang berpendapat jika semakin lama mereka berjemur maka mereka bisa melewatkan waktu makan.Jadi, intinya ledis diet ini membuat kita mengurangi intensitas makan karena berjemur atau bahkan tak makan sama sekali.

 

3. Sebaiknya pilihlah diet yang sewajarnya saja, tak perlu menyusahkan diri sendiri atau bahkan bisa membahayakan. Diet yang dijalankan dengan hati yang bahagia justru akan memberi hasil yang lebih baik.

Pilihlah diet yang punya penelitian yang valid tentang hasilnya, jangan hanya "katanya"

Pilihlah diet yang punya penelitian yang valid tentang hasilnya, jangan hanya “katanya” via paleoforwomen.com

Semua alasan demi tubuh kurus dan ramping sering mendapat pembenaran dan bisa diterima oleh beberapa wanita. Tapi ingat ya ledis, tak semua hal dalam diet juga baik untuk tubuh kita. Contohnya yang satu ini, meski banyak diminati dan demi badan yang aduhai, tak menjamin diet ini aman. Buktinya, belum ada bukti medis yang otentik untuk mempercayai diet ini aman 100 persen.

Di Swiss justru ada seorang wanita berusia kira-kira 50 tahun yang mengaku sebagai Breatharian meninggal dunia. Dia mempraktikan diet ini dengan panduan dari buku karya Ellen Greve yang juga seorang Breatharian asal Australia. Wanita asal Swiss ini bukan satu-satunya lho ledis. Dia adalah korban keempat dari diet ini, sebelumnya telah ada korban dari Jerman, Inggris dan Australia.

Jadi, sebaiknya pelajari dulu diet yang akan kita jalani berdasarkan saran ahli ya ledis. Jika ingin melakukannya sendiri, jangan lupa gunakan sumber yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Jangan mudah terpengaruh dengan iming-iming turun berat badan cepat jika merasa diet itu terlalu ekstrim dan membahayakan diri sendiri.

Tips: Turun 3-5Kg Dalam Sebulan Tanpa Olahraga Secara Alami. Seluruh tips yang akan Anda terima merupakan rekomendasi pakar kesehatan, dr. Boyke Dian Nugraha..
Apakah anda siap membaca informasi ini?