You're Here: Home » Program Hamil » Pentingnya Mengetahui Silsilah Keluarga Sebelum Hamil

Pentingnya Mengetahui Silsilah Keluarga Sebelum Hamil

|    Program Hamil| Shares: 0

Ledisia.com – Ketika sedang merencanakan kehamilan, tiba-tiba saja pikiran Anda tertuju pada kesehatan calon jabang bayi nanti. Pasalnya, ada sejumlah penyakit genetik atau penyakit turunan yang bisa menjangkiti. Lantas, Anda khawatir jika penyakit yang pernah dialami oleh orang tua bisa menurun pada diri Anda dan juga calon buah hati. Anda mungkin takut jika kehamilan nantinya akan terganggu akibat potensi tersebut.

Memang benar, jika ada penyakit turunan yang bisa menurun ke Anda dan calon buah hati yang ada dalam kandungan. Untuk memastikannya, cara terbaik adalah dengan bertanya kepada keluarga Anda tentang riwayat kesehatan apa saja yang pernah dialami oleh keluarga besar Anda. Ya, keluarga besar, bukan hanya hubungan antara orang tua dan anak saja yang dilihat, melainkan riwayat silsilah keluarga secara keseluruhan.

Dengan Memahami Silsilah Keluarga, Harapan Melahirkan Bayi yang Sehat Tetap Terjaga

Tanyakan kepada orang tua, apakah ada yang memiliki riwayat penyakit yang dikenal sering diturunkan lewat hubungan darah atau garis keturunan. Misalnya diabetes, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya. Dalam perencanaan kehamilan ini, maka Anda akan mengerti betapa pentingnya mengetahui silsilah keluarga besar di luar kepentingan menjaga silaturahmi. Ya, mengetahui silsilah kesehatan anak Anda kelak.

 

Jangan buru-buru panik jika anggota keluarga memiliki penyakit genetik tertentu. Riwayat tersebut bisa datang karena faktor pembuahan atau kondisi lingkungan yang tak menentu

Down syndrome bukan karena keturunan - via polki.pl

Down syndrome bukan karena keturunan – via polki.pl

Ada banyak penyakit di dunia ini yang bisa ditularkan/diwariskan oleh orang tua ke anaknya, bahkan ke cucunya hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. Hal seperti ini bisa diakibatkan karena tidak adanya gen atau cacatnya gen tertentu. Tapi penyakit tersebut tidak begitu saja diwariskan langsung ke anak cucu. Pada kasus tertentu, cacat gen bisa terjadi bukan karena warisan generasi sebelumnya. Ada juga cacat gen karena dampak lingkungan yang negatif.

Jika Anda menemukan salahsatu anggota keluarga mengidap penyakit genetik tertentu, tenang dulu! Belum tentu Anda dan bayi Anda akan terkena dampaknya. Misalnya, cacat down syndrome. Gejala ini memang dipengaruhi oleh genetik. Namun, down syndrome bukanlah penyakit turunan dari orang tua. Ada banyak pasangan suami istri yang dilahirkan dari keluarga normal. Mereka akhirnya memiliki anak dengan down syndrome. Jika anak dengan down syndrome ini nanti berumah tangga, belum tentu pula anaknya nanti memiliki down syndrome, bisa jadi hal ini karena adanya kromosom ekstra. Down syndrome dan sejumlah cacat lainnya terjadi karena faktor pembuahan. Ini bukanlah sesuatu yang diteruskan lewat garis keturunan.

Berdasarkan sejarah keluarga tersebut, dokter, ahli ginekologis, atau konselor genetik akan membantu dan mengantisipasi segala kemungkinan sebelum kehamilan membawa resiko penyakit tertentu. Tes darah sederhana adalah salah satu caranya. Tes darah dapat menentukan apakah seseorang adalah pembawa penyakit genetik tertentu atau tidak.

 

Adakan arisan keluarga besar, tujuannya agar tahu kemungkinan penyakit apa yang bisa tersebar

Arisan keluarga besar - via monark.org

Arisan keluarga besar – via monark.org

Meski Anda sudah bertanya kepada keluarga tentang riwayat penyakit genetik mereka, terkadang ada saja yang merasa malu atau segan menceritakannya. Bertanya kepada anggota keluarga yang sudah lanjut usia pun, mereka mungkin sudah lupa atau pikun. Problema lain adalah beberapa anggota dalam silsilah juga tidak diketahui keberadaannya karena jarak (baik jarak fisik maupun psikologis) sudah terlalu jauh.

Ternyata, masih ada cara lho untuk mengatasi kekurangan data karena permasalahan seperti itu. Adakan saja acara keluarga besar. Di Indonesia, biasanya keluarga besar akan berkumpul dalam arisan keluarga, silaturahmi selama hari raya, pernikahan keluarga, atau pesta syukuran lainnya. Ada beberapa teknik sederhana yang bisa membuat Anda mengetahui fakta-fakta tentang riwayat penyakit keluarga dan bisa ditanyakan lewat kesempatan itu.

Acara-acara yang melibatkan keluarga besar seperti itu, mampu membangkitkan kembali kenangan yang terjadi di masa lalu. Anda bahkan tidak perlu banyak bertanya, terkadang informasi seperti itu bisa datang dengan sendiri atau seiring lajunya arah pembicaraan. Jika keluarga Anda terpisah negara dan tidak bisa bergabung dalam perkumpulan tersebut, mengirim email dan menjelaskan tentang informasi yang dibutuhkan sah-sah saja dilakukan. Bukankah anggota keluarga yang terpisah nun jauh di sana, juga akan mendapatkan manfaatnya?

Dengan mengemukakan alasan mengapa Anda membutuhkan informasi tersebut, anggota keluarga pasti akan terbuka dan mulai menceritakan riwayat penyakit keluarga dan dirinya sendiri. Katakan bahwa Anda ingin mengetahui jika ada potensi penyakit yang bisa mempengaruhi diri Anda atau kelahiran anak nanti. Mulailah dengan riwayat orang tua, kemudian kakek dan nenek, paman dan bibi, sepupu, hingga teman-teman lama keluarga jika ada. Tanyakan pertanyaan spesifik seperti: “Apa penyebab nenek meninggal? Apakah beliau sempat memeriksakan diri ke dokter dan apa diagnosanya?”. Semakin spesifik pertanyaan yang Anda lontarkan, semakin spesifik pula jawabannya, dan semakin pula Anda terbantu.

Dengan informasi spesifik yang dikumpulkan, Anda akan lebih pro aktif dalam menangani kesehatan diri sendiri. Tapi jangan lupa! Suami Anda juga perlu menangani kesehatannya dengan turut mengetahui riwayat kesehatan keluarganya. Riwayat kesehatan keluarga suami juga turut mempengaruhi pada si anak nanti.

Sumber-sumber lain yang tidak terduga, terkadang juga bisa membantu. Kitab suci keluarga (biasanya sering terselip catatan atau foto di sana), buku bayi, catatan imunisasi, atau album foto keluarga adalah beberapa di antaranya. Tanyakan juga, apakah ada silsilah keluarga yang masih disimpan atau adakah daftar anggota keluarga (kartu keluarga, misalnya). Jika tidak ada, beberapa sumber online dapat membantu Anda melacaknya. Anda juga bisa meminta bantuan pemerintah untuk mencari dokumen-dokumen terkait kelahiran, kematian, dan sertifikat pernikahan keluarga. Hubungi pejabat pemerintah terkait dan tanyakan tentang kapan kejadian tersebut, di mana lokasinya, dan detil-detil lainnya yang diperlukan untuk pelacakan. Bila ada permasalahan medis yang tercatat, seperti kanker, serangan jantung, diabetes, stroke, cacat lahir, catatlah. Pastikan waktu dan umur ketika itu terjadi juga diketahui.

Setelah data yang terkumpul dirasa banyak dan cukup, ceritakan informasi yang Anda dapatkan pada dokter terpercaya. Biasanya, Anda akan diminta mengisi data tentang riwayat keluarga. Setelah itu, mereka akan membawa Anda pada subyek tertentu dan membicarakan tentang langkah apa yang harus diambil jika ada potensi-potensi tertentu. Kadang, dokter merekomendasikan Anda dan suami untuk menemui konselor genetik untuk pengujian dan nasehat lebih lanjut. Dokter atau konselor genetik akan membantu Anda menginterpretasikan kompleksnya jaringan keluarga tersebut, sekaligus memahami apa dampaknya bagi Anda dan calon buah hati Anda nanti.

 

Jika memang diperlukan, temui dokter atau ahli genetik. Lewat bantuannya, Anda akan menemukan solusi terbaik

Mendengarkan penjelasan konselor genetik - via ladyguides.com

Mendengarkan penjelasan konselor genetik – via ladyguides.com

Paling sering, dokter akan merujuk sepasang suami istri kepada konselor genetik setelah menemukan potensi resiko pada latar belakang atau riwayat penyakit keluarga. Jika bukan karena itu, Anda bisa juga dirujuk karena hasil tes darah menunjukkan Anda, suami, atau keduanya positif membawa penyakit genetik tertentu.

Tugas utama konselor genetik sendiri adalah memberikan informasi kepada pasangan suami istri yang akan membantu dan membuat mereka mengambil keputusan sesuai kesepakatan mereka (pasangan suami dan istri itu sendiri). Konselor genetik tidak akan pernah berkata, “Kamu harus begini,” atau “Kalian harus begitu.” Semua pilihan akan diserahkan kembali kepada pasangan dan konselor genetik hanya berlaku sebagai sumber yang suportif.

Kecanggihan teknologi di dunia kedokteran bisa memberikan banyak pilihan pada pasangan suami istri dan juga memberikan banyak peluang keputusan. Maka ketika sang istri hamil, akan ada screening dan tes diagnosa yang akan mencari tahu apakah janin terkena resiko penyakit ketika dilahirkan. Jika Anda dan suami memilih mengikuti program bayi tabung, ada pilihan untuk menguji embrio dengan teknik yang disebut PGD (pre-implantation genetic diagnosis) atau diagnosa genetik sebelum implantasi. Teknik tersebut dapat menyeleksi embrio mana yang bebas penyakit genetik dan dapat ditanamkan pada rahim.

 

Mulai dari sekarang, jangan ragu dan segan mencari keterangan tentang silsilah keluarga dan informasi apapun yang terkait dengannya. Walaupun dokter telah menjamin bahwa riwayat penyakit keluarga Ledis tidak memberikan pengaruh apapun pada kehamilan, tidak ada salahnya Anda membagi informasi yang telah didapatkan dengan susah payah tersebut pada keluarga. Bahkan, informasi tersebut dapat Anda wariskan kepada anak, cucu, dan generasi selanjutnya.

Jika mereka membutuhkannya, mereka tidak akan merasa kesulitan lagi. Informasi itu pun membuat mereka mengenal siapa-siapa saja keluarga mereka. Putus hubungan keluarga pun tidak akan mungkin terjadi jika mereka bisa dapat melacak dari data yang telah Anda peroleh. Selamat melacak!