Uji Kesiapan Menjadi Orang Tua Lewat Pertanyaan Berikut Ini
Ledisia.com – Hai, Ledisian! Sebelumnya, sudah membaca artikel Bagaimana Persiapan Menjadi Orang Tua belum? Jika sudah, tentunya Anda kini tengah mengerti bahwa memiliki anak memerlukan perencanaan yang benar-benar matang. Setelah memiliki anak, anda juga tidak bisa sebebas dahulu seperti saat Anda masih lajang. Soal waktu dan finansial sudah harus diprioritaskan demi keluarga, khususnya untuk si kecil.
Nah, kali ini Ledisia akan memperdalam kesiapan Anda dan pasangan, sebelum mendapatkan berita kehamilan dan benar-benar menjadi orangtua. Segeralah persiapkan diri Anda untuk menjawab pertanyaan berikut. Pertanyaan ini akan mengungkap informasi mengejutkan tentang diri Anda dan pasangan yang mungkin tak disadari, mengingatkan kembali pada realita di mana Anda tinggal dan hidup, menyingkirkan asumsi atau pikiran-pikiran yang tidak berguna, dan membantu Anda membuat perubahan positif selama mempersiapkan diri menjadi orang tua.
Dengan Menjawab Pertanyaan Ini, Kesiapan Anda Menjadi Orang Tua Benar-Benar Bisa Dievaluasi
Pertanyaan-pertanyaan ini akan dibagi menjadi empat bagian. Bagian itu meliputi:
- Ekspektasi Anda
- Sejarah keluarga
- Nilai yang dianut, serta
- Kehidupan Anda dan bagaimana kehidupan itu nanti akan berubah.
1. Ekspektasi Anda dan suami yang sekarang bisa saja serba indah. Tapi dengan menjawab pertanyaan ini, tidak akan kaget lagi kalau ada yang berbeda.

Menghabiskan waktu dengan si kecil – via picdn.net
Apakah Anda dan suami akan menghabiskan waktu dengan anak-anak dan menikmatinya?
Jawaban dari pertanyaan ini tidak akan memprediksi bagaimana Anda merasakan arti keberadaan buah hati, melainkan mengungkapkan asumsi Anda dan sikap tentang kehidupan anak-anak
Apakah Anda dan suami merasa lebih nyaman dengan anak-anak dari usia tertentu?
Jika jawabannya “iya” dan ada kecenderungan nyaman hanya pada anak usia tertentu, kemungkinan salah satu dari Anda atau suami memiliki masalah dari masa kecil yang belum diselesaikan. Selesaikanlah itu segera meskipun sudah sangat lama waktunya.
Bagaimana perasaan Anda berikut suami, tentang tanggung jawab dan komitmen yang akan diemban sebagai orang tua?
Bagaimana Anda dan suami biasanya menangani stres?
Jika keduanya merasa tak berbakat menangani stres, sekarang adalah waktu tepat untuk mempelajarinya.
Apa yang Anda harapkan setelah menjadi orang tua? Lalu, bagaimana jika harapan itu tidak sesuai atau tidak terwujud?
Apa ketakutan Anda setelah menjadi orang tua? Bagaimana jika itu terjadi dan apa yang akan Anda lakukan?
Seberapa besar Anda dan suami ingin meniru tindakan orang tua anda sebagai orang tua? Seberapa besar pula Anda ingin berbeda dan enggan meniru mereka sepenuhnya?
Dari pertanyaan ini, Anda dan suami bisa mempelajari teladan mereka melalui kelebihan dan kekurangannya.
Anda pun pernah menjadi anak. Dari situ, apa yang Anda tangkap? Apa yang seharusnya dimiliki atau dilakukan oleh orang tua yang sesungguhnya?
2. Menengok sejarah keluarga pun layak dipelajari. Paling tidak, bisa mengevaluasi apa yang kurang dan lebih

Mengetahui sejarah keluarga tentang membesarkan dan mendidik anak – via wp.com
Semasa kanak-kanak, apa yang paling Anda nikmati dan paling tidak dinikmati?
Bagaimana Anda menilai pendidikan yang diterima sejak kecil? Apa yang tidak berjalan dengan baik dari pola pendidikan semacam itu?
Dari sini, Anda dan suami mampu menentukan pendidikan seperti apa yang perlu ditiru dan apa yang kiranya sudah tidak relevan lagi.
3. Nilai yang Anda anut sejak kecil turut mempengaruhi bagaimana membesarkan sang buah hati. Beberapa di antaranya mungkin sudah tak relevan lagi dengan masa kini.

Mengajari anak – via blogspot.com
Dari yang diajarkan oleh orang tua, apa saja yang menurut Anda harus diteruskan ke generasi selanjutnya? Apa pula yang tidak usah dilanjutkan?
Nilai-nilai apa saja yang hendak Anda tanamkan pada si anak nanti?
Jawabannya akan menjelaskan harapan dan impian Anda bersama suami sebagai orang tua untuk si anak nanti. Karena sebetulnya, setiap orang tua datang dengan berbagai harapan untuk anaknya. Beberapa harapan sering tak terucapkan langsung pada anak.
Bagaimana pendapat Anda dan suami tentang kedisiplinan, apa yang selama ini diterapkan pada keluarga masing-masing?
Coba bandingkan opini kedisiplinan Anda dengan opini kedisiplinan suami. Biasanya setiap rumah tangga memiliki versi berbeda-beda tentang kedisiplinan anak. Menemukan kesepakatan tentang ini sebaiknya layak dilakukan.
4. Kehidupan dan bagaimana perubahannya kelak, mungkin akan terasa mengerikan bila dibayangkan. Tapi, pertanyaan ini akan merangsang Anda melakukan perencanaan agar tidak terjadi ketakutan yang berkelanjutan

Orang tua ikut senang mengasuh anak – via aufeminin.com
Cobalah berbicara pada orang-orang yang telah memiliki anak atau bahkan belum/menunda memiliki anak.
Bagaimana perasaan Anda ketika mendengar mereka bercerita?
Mendengarkan pengalaman mereka bisa mengenalkan Anda pada isu-isu baru tentang parenting.
Bagaimana lingkungan Anda dan suami? Apakah ada orang-orang yang selalu setia mendukung dan membantu, seperti anggota keluarga atau teman terdekat?
Pastikan mereka yang membantu adalah orang-orang yang dapat diandalkan dan dipercaya.
Bagaimana Anda akan menghabiskan waktu luang?
Bagaimana Anda membayangkan perubahan hidup setelah memiliki anak?
Segera siapkan kertas dan pena Anda untuk menjawab pertanyaan tadi. Begitu banyaknya pertanyaan di atas tentu tidak mungkin dapat tersimpan begitu saja dalam kepala. Sebaliknya, jawaban dari itu semua sangat penting untuk dijadikan daftar periksa di kemudian hari karena akan menjadi gambaran membesarkan anak di masa depan.
Pastikan pula bahwa suami Anda diikutkan dalam tes ini. Ada pengambilan keputusan dan kesepakatan bersama yang harus didiskusikan bersama suami demi keberlangsungan si anak nanti. Selamat mencoba ya, Ledis!