You're Here: Home » Perawatan Wajah » Waspadai Hipertensi pada Anak lalu Kaum Muda, Hal ini Cara Mencegahnya

Waspadai Hipertensi pada Anak lalu Kaum Muda, Hal ini Cara Mencegahnya

|    Perawatan Wajah| Shares: 0

Ledisia.com – JAKARTA – Hipertensi tak belaka dialami oleh orang dewasa ataupun lansia. Tidak jarang, di praktik dokter sehari-hari, hipertensi juga ditemui pada pasien anak-anak, remaja, usia produktif, hingga ibu hamil.

Menurut dr. BRM. Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K), FIHA, Sekjen Indonesian Society of Hypertension (InaSH), peningkatan bilangan kejadian hipertensi pada anak serta remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan kejadian obesitas, anak kurang beraktivitas, terlalu banyak bermain gadget, juga asupan makanan yang tinggi kalori dan juga tinggi garam.

“Bagi remaja, konsumsi minuman yang tersebut mengandung alkohol serta kafein, kebiasaan merokok, stres mental, serta kurang tidur juga memicu hipertensi. Jika telah terkena hipertensi ketika usia muda, maka sampai dewasa mereka akan menjalani hidup dengan penyembuhan hipertensi, juga memperbesar risiko penyakit kardiovaskular pada masa dewasa,” jelas dr. Ario pada konferensi pers ‘The 19th Scientific Meeting InaSH 2025 pada Jakarta, hari terakhir pekan (21/2/2025).

Dokter Ario menambahkan, batasan tekanan darah normal pada anak berbeda-beda untuk setiap kelompok umur, jenis kelamin, juga tinggi badan. Hal ini berbeda dengan dewasa yang dimaksud menggunakan satu batasan tekanan darah normal untuk semua umur, jenis kelamin, dan juga ukuran tubuh.

“Idealnya, mulai dari usia 3 tahun, anak mampu mulai menjalani pemeriksaan tekanan darah, setidaknya setahun sekali, seperti halnya pengukuran berat juga tinggi badan yang dimaksud perlu dijalankan pada setiap anak secara regular. Pada anak-anak dengan riwayat lahir prematur, berat lahir kurang dari 2.500 gram, atau riwayat dirawat di dalam ruang perawatan intensif/ICU, memerlukan pemeriksaan tekanan darah lebih lanjut dini lagi,” paparnya.

Sementara hipertensi pada usia muda atau usia produktif mempengaruhi 1 dari 8 orang dewasa berusia antara 20 juga 40 tahun. Survei Kesejahteraan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tensimeter sebesar 10,7% pada kelompok usia 18–24 tahun kemudian 17,4% pada kelompok 25–34 tahun. Namun, data SKI 2023 juga menuliskan bahwa berdasarkan diagnosis dokter, kelompok umur 18-24 prevalensi hipertensinya sebesar 0,4% lalu kelompok umur 25-34 sebesar 1,8%.

“Hipertensi pada usia muda perlu menjadi perhatian khusus, oleh sebab itu hipertensi tidak ada bisa saja disembuhkan total, tetapi semata-mata dapat dikontrol. Jika sudah ada menderita hipertensi pada usia muda, maka akan terjadi penurunan kualitas hidup pada waktu dewasa hingga lansia. Namun, apabila memang benar sudah ada terjadi, maka kejadiannya sanggup diselesaikan dengan masih menerapkan gaya hidup sehat, mengonsumsi obat-obatan secara patuh, kemudian melakukan pemantauan rutin,” terang dr. Ario.

Sementara itu, hipertensi pada masa kehamilan tiada hanya saja meningkatkan risiko morbiditas kemudian mortalitas bagi ibu, tapi juga menyebabkan komplikasi penting seperti preeklamsia, eklamsia, gangguan peningkatan janin, bahkan kematian ibu maupun janin. Dalam beberapa kasus, hipertensi pada kehamilan juga dapat menyebabkan kelahiran prematur lalu berat badan lahir rendah. Oleh sebab itu, pencegahan primordial terhadap hipertensi secara dini perlu dijalankan pada upaya mengendalikan dan juga menurunkan nomor hipertensi dalam Indonesia.

Waspadai Hipertensi pada Anak lalu Kaum Muda, Hal ini Cara Mencegahnya

“Pengendalian tekanan sangat penting untuk menghindari komplikasi hipertensi seperti stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung, gagal ginjal, kebutaan, serta kepikunan,” kata dr. Eka Harmeiwaty, Sp.N, Ketua InaSH pada kesempatan yang dimaksud sama.

Menurut RISKESDAS 2018, hanya saja 1 di area antara 3 pasien hipertensi yang tersebut mencapai target pengobatan. Angka ini tiada berjauhan berbeda dengan hasil survei MMM yang digunakan dijalankan oleh PERHI, di dalam mana ditemukan target perawatan hipertensi tercapai belaka 38,2%. “Untuk mencapai target pengendalian hipeternsi 50% maka 24,3 jt lebih lanjut penduduk dengan hipertensi harus mendapatkan perawatan yang digunakan efektif,” ujar dr. Eka.

WHO sendiri, lanjut dr. Eka, memperkirakan bahwa pada 2023 ada 1,28 miliar penduduk dunia berusia 30-79 tahun mengalami hipertensi lalu hampir 2/3-nya hidup di tempat negara berkembang, termasuk di tempat Indonesia. Kurang dari separuhnya (42%) terdiagnosis kemudian mendapatkan pengobatan, namun cuma 21% yang mana mencapai target pengobatan. Hasil SKI Kementerian Bidang Kesehatan menunjukkan prevalensi hipertensi pada Indonesia turun menjadi 30,8% dibandingkan hasil RISKESDAS 2018 (34,1%).