You're Here: Home » Perawatan Wajah » Mengenal Self-Harm, Permasalahan Kesejahteraan Mental yang dimaksud Membuat Seseorang Menyakiti Diri Sendiri

Mengenal Self-Harm, Permasalahan Kesejahteraan Mental yang dimaksud Membuat Seseorang Menyakiti Diri Sendiri

|    Perawatan Wajah| Shares: 0

Ledisia.com – JAKARTA – Bidang Kesehatan mental, khususnya dilakangan remaja adalah isu yang mana semakin penting. Kesulitan ini bukan belaka berdampak pada kondisi emosional mereka, juga dapat memengaruhi keberadaan sehari-hari kemudian masa depan mereka.

Kesehatan mental juga dapat terjadi lantaran adanya tekanan dari keluarga yang digunakan tidaklah memahami mereka itu dan juga mempunyai ekspektasi yang tinggi sehingga menjadi pemicu utama seseorang melakukan self-harm.

Apa itu Self-Harm?
Self-harm adalah tindakan fisik yang mana diadakan seseorang untuk menyakiti diri sendiri, seperti menyayat tangan (yang juga dikenal dengan istilah cutting), memukul tubuh, menarik rambut dengan paksa kemudian sebagainya.

Tindakan ini banyak kali menjadi cara bagi seseorang untuk mengalihkan rasa sakit emosional yang tersebut mendalam, memberikan rasa “lega sementara” dari perasaan cemas atau tertekan. Bagia sebagian orang, melukai diri sendiri merupakan pelarian dari permasalahan kemudian beban emosional yang dimaksud dia alami.

Meski tindakan ini dapat memberikan keringanan juga mengalihkan perhatian, self-harm sebenarnya semata-mata memperburuk kondisi emosional maupun fisik. Hal ini dapat mengakibatkan rasa bersalah, meninggalkan bekas luka, juga ketergantungan.

Oleh sebab itu, kita harus menyadari bahwasanya self-harm bukanlah solusi yang mana tepat, melainkan bentuk pelampiasan sementara dari suatu kesulitan yang mana seharusnya dapat ditangani tanpa harus menyakiti diri sendiri.

Masalah kebugaran mental sendiri umumnya disebabkan depresi, kecemasan yang terlalu berlebihan (anxiety), trauma masa lalu, pengalaman negatif seperti perundungan, kehilangan orang yang disayangi, atau tekanan lingkungan serta keluarga yang mana mendalam.

Bagi mereka yang tersebut mengalami depresi berat atau gangguan kecemasan, kerap kali kesusahan pada mengatasi kondisi mental mereka. Ketidakmampuan dia untuk mengungkapkan perasaan juga minimnya bantuan menjadikan self-harm jalan pergi dari yang tersebut dia pilih untung menenangkan jiwa.

Faktor Self-Harm
Self-harm rutin kali berasal dari kalangan remaja berusia 15–18 tahun, namun tidak ada menghentikan kemungkinan tindakan ini dapat terjadi pada individu yang tersebut tambahan dewasa, bahkan seseorang yang tersebut berusia tambahan dari 18 tahun.

Menurut World Health Organization (WHO) pada 10 Oktober 2024, ada sekira 10-20% remaja dalam dunia mengalami permasalahan kemampuan fisik mental. Angka ini menunjukkan bahwa kesulitan kondisi tubuh mental pada kalangan remaja merupakan isu yang digunakan sangat kritis juga perlu perhatian lebih.