You're Here: Home » Perawatan Kulit » Signifikans Anak Terapkan Pola Hidup Sehat, Cegah Penyakit Kronis serta Degeneratif

Signifikans Anak Terapkan Pola Hidup Sehat, Cegah Penyakit Kronis serta Degeneratif

|    Perawatan Kulit| Shares: 0

Ledisia.com – JAKARTA – Pemahaman masalah gizi, perilaku konsumsi, dan juga gaya hidup yang mana bersih lalu sehat dapat menghindari kita mengalami berbagai risiko penyakit kronis maupun degeneratif. Tidak semata-mata pada orang dewasa, namun juga anak-anak.

Menurut Prof. Dr. Ir. Annis Catur Adi, M.Si, Guru Besar kemudian Dosen dalam Fakultas Bidang Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, gizi merupakan dasar dan juga pondasi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas guna mencapai Indonesia Emas. Sebab, gizi baik yang dibarengi dengan gaya hidup sehat dapat menghindari terjadinya penyakit bukan menular (PTM), lalu itu sanggup dilaksanakan sejak usia dini. Termasuk juga menghindarkan kita dari penyakit degeneratif.

“Peningkatan kurva penderita penyakit degeneratif tiada terlepas dari gaya hidup penduduk yang tersebut tidaklah sehat, termasuk di area antaranya pola makan yang dimaksud salah. Konsumsi gula, garam, juga lemak yang mana berlebihan dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit tiada menular. Penyakit yang dimaksud dapat dicegah sejak dini apabila kesadaran rakyat makin tinggi terhadap gaya hidup serta pola makan yang tersebut menyehatkan,” kata Prof. Annis Catur di seminar edukasi di tempat Mojokerto, Jawa Timur.

“Oleh lantaran itu, penting sekali bagi para orang tua untuk bisa saja menyiapkan dan juga memenuhi asupan gizi seimbang yang baik bagi anak. Tidak kalah penting, kita sebagai orang tua di area rumah ataupun guru dalam sekolah, juga dapat meyakinkan sanitasi yang dimaksud baik dalam lingkungan sekitar. Karena kebersihan lingkungan juga menjadi faktor anak-anak sanggup terhindar dari infeksi maupun penyakit menular lain,” ucap beliau lagi.

Prof. Annis memaparkan beberapa langkah pada memenuhi asupan gizi seimbang harian dan juga cara untuk terhindar dari risiko penyakit metabolik seperti diabetes, lemak darah tinggi, hipertensi, kemudian serangan jantung pada kemudian hari.

“Selalu baca label informasi gizi produk-produk yang digunakan dibeli, ganti gula dengan rempah sepert jahe, kayu manis, atau pala. Kurangi atau hentikan konsumsi minuman bersoda lalu ganti dengan air mineral biasa, batasi penyelenggaraan gula putih atau sirup sebagai pemanis. Pilih buah yang dimaksud segar atau beku sebagai camilan,” papar Prof. Annis.

Kemudian, lanjutnya, untuk terhindar dari risiko penyakit metabolik seperti diabetes, lemak darah tinggi, hipertensi, dan juga serangan jantung pada kemudian hari, penting bagi kita untuk menghurangi asupan gula, garam, lemak, sebagaimana dianjurkan oleh Kementerian Aspek Kesehatan RI.

“Terkadang di memasak menu harian, kita khawatir apabila kurang pemanfaatan garamnya, maka akan memproduksi rasa masakan menjadi kurang lezat. Nah, saya memiliki cara yang tersebut cukup mudah untuk diterapkan supaya kita tetap saja sanggup menciptakan masakan terjaga kelezatannya, sekaligus penyelenggaraan garamnya berkurang, yaitu dengan konsep Bijak Garam. Contoh, di memasak menu sup ayam, dari yang tersebut biasanya kita menuangkan 2 sendok teh garam ke di 1 liter kuah, diubah menjadi 1 sendok teh garam + 1/2 sendok teh MSG. Mengapa mampu demikian? Karena di MSG hanya saja mempunyai 1/3 zat natrium jikalau dibandingkan dengan garam dapur biasa, dan juga telah sejumlah penelitian yang dimaksud menyatakan bahwa penyelenggaraan MSG dapat menghurangi asupan natrium (garam), namun kelezatan makanan tetap saja terjaga,” bebernya.

Pada kesempatan terpisah di seminar yang digunakan sama, Dosen Fakultas Ekologi Individu IPB Purnawati Hustina Rachman, S.Gz., M.Gizi menjelaskan pentingnya penyediaan kantin sehat pada lingkungan sekolah.

“Penyebab permasalahan gizi pada anak usia sekolah sebenarnya cukup banyak bersumber dari jajanan yang tersebut tak aman mutu pangannya. Oleh oleh sebab itu itu, penyediaan kantin sehat, dengan mutu pangan yang digunakan terjaga, dan juga tempat yang mana kebersihannya memadai di dalam lingkungan sekolah sangatlah penting,” ujar Hustina.